Beranda > berita > Saudi Kirim Bantuan 50 Juta Dolar untuk Muslim Rohingya di Myanmar

Saudi Kirim Bantuan 50 Juta Dolar untuk Muslim Rohingya di Myanmar

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) – Raja Arab Saudi Abdullah telah memerintahkan pengiriman bantuan senilai 50 juta dolar AS (-+Rp 470 miliar) ke minoritas Muslim di Myanmar yang kelompok hak asasi manusia mengatakan telah ditargetkan oleh pemerintah sejak kerusuhan sektarian di bulan Juni.

Sebuah laporan kantor berita negara Saudi mengatakan Muslim Rohingya telah “terkena banyak pelanggaran hak asasi manusia termasuk pembersihan etnis, pembunuhan, perkosaan dan pemindahan paksa”.

“Raja Abdullah telah memerintahkan … bahwa bantuan sebesar 50 juta dolar AS diberikan kepada warga Muslim Rohingya di Myanmar,” kata laporan yang dilakukan oleh media Saudi pada hari Ahad (11/8/2012). Media ini tidak mengatakan siapa yang harus disalahkan untuk pelanggaran.

Namun, menurut Human Rights Watch pada tanggal 1 Agustus bahwa Muslim Rohingya mengalami penangkapan massal, pembunuhan dan perkosaan di tangan pasukan keamanan Myanmar. Minoritas Rohingya telah menanggung beban dari tindakan keras setelah berhari-hari serangan pembakaran dan pembunuhan pada bulan Juni yang dilakukan oleh umat Buddha di negara bagian Rakhine, kata kelompok pemantauan tersebut.

Myanmar, tempat dimana setidaknya 800.000 orang Rohingya tidak diakui sebagai salah satu dari banyak kelompok etnis dan agama di negara tersebut mengklaim pihaknya melaksanakan “menahan diri secara maksimum” dalam memadamkan kerusuhan.

Arab Saudi melihat dirinya sebagai wali global kepentingan Muslim karena menjadi tempat kelahiran Islam dan rumah bagi beberapa tempat suci agama di Mekkah dan Madinah.

Pekan lalu, kabinet Saudi mengutuk kekerasan terhadap umat Islam di barat laut Myanmar dan pada pertemuan pada tanggal 31 Juli, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di kota kedua kerajaan Jeddah mendesak para anggotanya untuk mengirimkan Muslim Rohingya bantuan.

OKI sendiri akan mengadakan pertemuan puncak di Mekkah, Selasa. (an/Reuters)

Kategori:berita
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar